Jumat, 30 Desember 2011

anakku Dytia

Masih ingat sewaktu berprofesi menjadi seorang guru di sebuah sekolah SD swasta dimakassar mengajar anak-anak kelas I yang kurang lebih watak dan sifat mereka masih seperti anak-anak TK kebanyakan. Pengalaman yang cukup singkat sekitar dua bulanan, namun dari pengalaman singkat itu banyak sekali pengalaman berharga dan inspiratif yang menyetrum fikiran dan hatiku, saat merasa hampir putus asa dalam mendidik mereka setiap harinya, aku menemukan serpihan ide-ide brilian dari anak-anak usia 6 tahun yang dibalut dengan kepolosan mereka, saat itu pagi sekitar pukul 8.00 aku harus menyapa anak-anak dalam bahasa inggris berharap mereka akan terbiasa mendengarkan sapaan berdialeg bahasa asing tersebut, hai ... good moorning children.... mereka pun membalas good moorning mom.... how are you today.... I m fine, and you mom, seorang muridku dengan lincah bertanya hal serupa padaku, good I m fine too aku pun membalasnya seketika, aku menyusuri taman kecil itu dengan senyum dan hati berseri-seri seperti rasa jatuh cinta yang berkepanjangan kulihat mereka lincah bermain dengan asyiknya tanpa menghiraukan kehadiranku, mereka bergerombol bermain prosotan ayunan sampai bermain komedi putar, aku menatap suasana waktu itu dengan senyum puas lapang dan bahagia akupun berhenti dan dudun dibawah pohon sambil menunggu mereka bermain dan mngantar mereka untuk masuk ke kelas, aku menatap sekelilingku dan menyusuri setiap suduk taman yang bisa kujangkau dengan mataku yang kusipitkan karena cahaya matahari yang sudah mulai meninggi, aku tak sadar tepat disebelah kananku ada seorang murid yang duduk di atas ayunan sambil menggambar sesuatu entah apa itu ia sangat asyik dan hanya dia diayunan itu, begitu tenang dan tak ada yang mengganggunya seolah menikmati rutinitasnya yang hanya dia saja yang seperti itu, akupun menghampirinya dan memperhatikan anak itu dari dekat sambil melihat apa sedang digambarnya, namanya Ditya aku mulai mengenalinya kupikir dia murid baru, lantaran ia tidak mengenakan seragam dan sangat terlihat berbeda dan tidak seperti anak yang lain yang bermain bersama teman-teman mereka, Dytia murid yang pendiam, anak itu sedang asyik menggambar, pada secarik kertas bekas yang sedikit kotor , aku melihat ia sedang menggambar rumah yang bertingkat dan punya banyak pintu dan jendela , seperti rumah-rumah di eropa namun anehnya rumah itu melayang diudara dan rumah yang digambarnya menggantung pada subaah ikatan balon gas yang jumlahnya puluhan, sementara ada banyak bangunan menyerupai ruko yang berjejer dibawah rumah yang melayang tersebut, kupikir ini gambar yang paling aneh dan unik yang pernah kulihat , karena penasaran aku pun bertanya tentang maksud gambar tersebut pada Ditya, sambil mewarnai apa yang dia gambar dia bercerita bahwa rumah itu dibuatnya melayang dan menggantung pada balon gas karena sudah tak ada lagi tanah sebagai tempat untuk membangun, semua lahan dibumi sudah terisi oleh mall yang dibangun terus menerus, aku takjub dan terkesima mendengarnya, seorang anak yang masih sangat kecil bisa memikirkan hal-hal yang begitu besar pengaruhnya pada kehidupan, dengan kepolosan dan pengetahuan yang ada dikepalanya, dan aku pun kagum karena Dytia menuangkan idenya secara nyata secara visual berupa gambar yang membuat orang dewasa sepertiku iri dengan kecerdasan yang dimilikinya sangat inspiratif, memiliki makna yang dalam, sebuah pemikiran yang luar biasa karena sederetan fakta-fakta itu mampu direnungkan dan dijawab oleh seorang anak berusia 6 tahun, kufikir sebaiknya kelak dimasa depan ia menjadi seorang arsitektur yang bisa mewujudkan mimpinya membuat rumah yang melayang diudara, bukan hal yang tidak mungkin kan.... jika kita mau maka kita akan segera menemukan jalannya, karena ketahuilah bahwa ketika Allah swt memberi kita mimpi maka disaat itu pula Dia memberi kita jalan , karena itulah selalu ada harapan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita