ekspresi

Kantukku tertahan diujung tuts bag 1

Hampir setiap malam aku bermain tuts( baca mengetik), segala sesuatu yang kualami, kurasakan, dan kufikirkan tercatat bagai sebuah perkataan angin, datang dan meninggalkan jejaknya, seperti malam-malamku yang penuh dengan kegelisahan yang entah aku tidak bisa mendefenisinya, kegelisahan yang hanya bisa diterjemahkan oleh aliran naluriku untuk segera memainkan tuts, menulis semuanya entah itu kenyataan atau hanya inspirasi atau ide, semakin cepat aku memainkan jemariku semakin mengalirkan segalanya seperti ada sesuatu yang berdesak-desakkan ingin keluar dari otakku, dan disaat yang bersamaan kegelisahan itupun lenyap, diakhir malam aku tanpa sadar terlelap dan melupakan kegelisahan itu, paginya kubaca apa yang semalam kucatat, Oh rupanya sebuah perkataan angin yang indah berasal dari kepolosan dan kejujuranku, halaman-demi halaman telah menjadi pengobat kegelisahannku dan kunamakan ia sebuah catatan angin, datang dan meninggalkan jejaknya, berhembus dan menyejukkan dihatiku....