Selasa, 03 April 2012

Seorang Saudara dalam tanda kutip, sebuah note yang kudedikasikan hanya untuknya


Kini Kau Bukan Lagi ‘Teman’ku

Syukurku padaMu, Kau perkenalkan aku dengan banyak hambaMu uuntuk menjalin erat ikatan ukhuwah, begitu pun bahagiaku Kau hadiahkan untukku rasa cinta pada hamba-hambaMu hingga aku bisa lebih mengenalMu lewat makhluk yang Kau ciptakan.
Dan aku memiliki seorang “teman” dari sekian banyak hambaMu. Aku paham, ini bukanlah hal yang luar biasa, namun kutanggapi dengan keluarbiasaan. Aku menjadikannya teman dalam tanda kutip. Mungkin ada beberapa yang kuharapkan darinya, tapi sebenarnya tidak jelas antara harap dan tidak. Kutandai dia sebagai teman dalam tanda kutip. Tidak sama dengan temanku lainnya. Dan harus aku tau, aku tidak sedang berbicara tentang sesama jenisku.
Berulangkali, bahagia dengan keberadaannya, dan berulangkali juga aku cemas dengan tingkahnya. Seolah-olah dia adalah tawananku yang tidak layak beranjak sedikit pun dari pengawasanku. Baik dari Facebook, SMS, atau selintingan cerita dari orang-orang terdekatnya, atau media lainnya yang terkait dengan namanya.
Aku paham, dia adalah teman dalam tanda kutip. Seraya lelah kumencari kabar tentangnya, dan sesekali sedih berhampir “ah..  mungkin dia sudah melupakanku “, namun sesekali juga bahagia bertandang, “oh.. dia masih mengingatku..“. Alangkah payah membersamai ketidakpastiaan. Hubungan yang tidak jelas titik terangnya. Antara ukhuwah dan cinta. 
S
Oleh: Linda Maya Sari, Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar